Bagaimana membentuk jiwa anak

Sabtu, 22 Oktober 2011

Bismillahirrahmanirrahim

MEMBENTUK JIWA ANAK

Anak adalah kuncup bagi masa depan agama dan bangsa, oleh karenanya ia harus dipersiapkan dengan matang dan jiwanya harus ditempa dengan pendidikan islam yang benar. Bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bergaul dengan anak-anak sehingga mereka tumbuh menjadi manusia yang ideal dalam kehidupannya. Berikut beberapa prinsip yang mesti diperhatikan dalam membentuk kepribadian dan jiwa anak.

ü Memberi ciuman kasih sayang, bermain dan bercanda dengan anak

Ciuman adalah tanda adanya kasih sayang dalam hati kepada anak, ia merupakan cahaya penerang dalam hati anak, bahkan ia menjadi penyejuk tatkala anak dalam keadaan takut serta marah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

“Barangsiapa tidak menyayangi maka ia tidak akan disayangi.”

Ciuman juga dapat menjadi kekuatan bagi anak untuk menumbuhkan rasa peracaya diri.

Sibuknya para orang tua bekerja di luar rumah terkadang menjadikan mereka lupa untuk bermain dan bercanda dengan anak. Jangankan bermain dan bercanda dengan mereka, tak jarang anak-anak tidak berkomunikasi dengan orang tuanya karena ayah dan ibunya berangkat kerja sebelum mereka bangun dan kembali setelah mereka terlelap dalam mimpi.

Jika keadaannya demikian tidak diragukan lagi ikatan antara orang tua dan anak tidak sekuat hubungan mereka yang senantiasa bermain dan bercanda dengan anak-anaknya.

Bermain dan bercanda dapat menumbuhkan ikatan batin yang kuat antara orang tua dan anak disamping dapat menumbuhkan rasa kasih sayang diantara keluarga.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bermain dan bercanda dengan cucunya (hasan dan Husain). Begitu juga dengan Umar bin Khatab yang dikenal sebagai amirul mu’minin yang keras dan tegas, beliaupun bermain dan bercanda anaknya. Bahkan beliau pernah memecat seseorang dari pekerjaannya ketika ada seseorang melihat dia (Umar) mencium anaknya lalu berkata : “engkau menciumnya? Padahal engkau seorang Amirul Mukminin. Sekiranya aku jadi engkau, pasti tidak akan melakukan itu.” Umar memecatnya dan berkata : “Engkau tidak menyayangi ankmu, bagaimana engkau akan menyayangi orang lain?”

Seorang pemimpin negara saja masih sempat untuk bermain dengan anaknya, bagaimana mungkin para orang tua zaman sekarang tidak melakukannya dengan alasan kesibukan pekerjaan. Lebih sibuk siapakah kita dengan pemimpin negara (baca=Rasulullah dan Umar bin Khathab)?

ü Memberikan hadiah dan reward

تهادوا تحابوا

“Saling memberi hadiahlah, maka kalian akan saling mencintai”

Hadiah dan penghargaan mempunyai pengaruh yang besar pada diri anak yang dengannya dapat membangun, mengarahkan, dan mendidik jiwa serta perasaan anak.

Pemberian hadiah ini juga bermanfaat untuk meningkatkan prestasi anak serta kepekaannya terhadap sesama sehingga ia belajar untuk menghargai orang lain.

ü Mengusap kepala anak

Bagi orang tua ataupun pendidik yang kewalahan dengan anak yang “nakal” jangan terjebak pada amarah dan ucapan kotor. Ada baiknya anda mempraktekkan hal ini yakni mengusap kepala anak.

Mengusap kepala anak merupakan wujud perhatian dan pemberian kebahagiaan dalam hati anak, yang dengannya seorang anak akan mudah untuk “ditaklukkan”. Ia tidak lagi menjadi anak yang membangkang kita bahkan ia menjadi anak yang penurut terhadap kita. Ibnu Hibban dari Anas radhiyallahu ‘anhu ia berkata : “Bahwasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam mengunjungi sahabat Anshar. Beliau mengucapkan salam kepada anak-anak mereka dan mengusap kepala mereka.”

ü Memperhatikan dan menanyakan keadaan anak

Tidak jarang kita menemukan seorang anak yang salah dalam melangkah dan mengambil jalan di kehidupan ini sehingga mereka terjerumus dalam narkoba dan kemaksiatan. Apabila orang tua tanggap dan segera menanyakan keadaan mereka jauh sebelum mereka tersesat niscaya kejadian buruk insyaAllah tidak akan menimpa mereka. Namun lagi-lagi Karena alasan sibuk bekerja sehingga anak kurang mendapatkan perhatian dan alhasil mereka tidak berjalan tanpa adanya bimbingan orang tua.

Seringnya orang tua menanyakan kabar dan keadaan anak akan menumbuhkan kepribadian yang kuat bagi mereka karena mereka merasa aman dan mendapatkan perhatian orang tua.

Sekiranya para orang tua memperhatikan dan mempraktekkan apa-apa yang sudah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ajarkan sebagaimana uraian diatas, insyaAllah kuncup-kuncup bangsa akan mekar menjadi generasi kuat dan berkepribadian.

Wallahu a’lam

0 komentar: