Jika berdemo

Jumat, 28 Oktober 2011

BERDEMO JANGAN MENDHOLIMI ORANG LAIN

Tulisan ini hanyalah sebuah refleksi yang semoga dapat diambil manfaat dan dapat menjadi renungan bagi mereka yang turut aktif dalam kegiatan demonstrasi.

Demonstrasi dengan berarak-akan di jalan raya adalah pemandangan yang tidak jarang kita temukan di berbagai kota di Indonesia. Dengan dalih menyuarakan hati rakyat kecil yang tertindas dan lain sebagainya para pendemo dengan penuh semangat meneriakkan yel-yel yang terkadang berisi umpatan dan makian untuk pemerintah.

Tak dapat dipungkiri bahwa aksi demo di jalanan mengganggu arus lalu lintas. Namun, para pendemo tidak mau dipersalahkan dalam hal ini. Bahkan mereka bangga telah mampu menyuarakan hati rakyat kecil meski dengan “mengganggu” kenyamanan pengguna jalan lainnya.

Pertanyaannya adalah “siapa rakyat kecil yang tengah mereka perjuangkan?” karena pada kenyataannya banyak rakyat kecil dengan tingkat ekonomi rendah yang terugikan dengan adanya aksi demo di jalanan. Mereka terganggu dalam mencari nafkah karena kemacetan yang terjadi. Bagi orang kaya tidak jadi masalah manakala pada saat terjadi demo mereka duduk-duduk di rumah menghindari kemacetan karena mereka mempunyai “tabungan” untuk makan hari itu dan hari selanjutnya. Namun bagi mereka yang harus membanting tulang setiap hari untuk sesuap nasi bagi keluarga yang sedang menunggunya di rumah, apa yang harus mereka lakukan? Benarkah mereka yang diperjuangkan, ataukah justru mereka tengah dijadikan “tumbal”?

Dalam tayangan media elektronik sering kita melihat terjadinya bentrok antara pendemo dengan petugas keamanan yang berusaha mengatur lalu lintas guna menghindari kemacetan. Para pendemo marah dan membakar ban di tengah jalan dan lebih parahnya lagi merusak sarana-sarana umum serta membakar kendaraan aparat bahkan kendaraan pengguna jalan.

Apa salah sang aparat yang berusaha mengatur lalu lintas?????

Apa salah pengguna jalan yang di rampas kendaraannya lalu di bakar????

Hendaknya para demonstran berfikir jernih dan merenungkan hal ini:

  1. Akibat demonstrasi yang tengah anda lakukan sehingga menimbulkan kemacetan, apa yang terjadi jikalau ternyata salah satu dari sekian banyak pengguna jalan yang terhambat adalah keluarga anda yang sedang terburu-buru di bawa ke rumah sakit.
  2. Atau saya balik, apa yang terjadi jika ternyata salah satu dari mereka yang terjebak kemacetan adalah dokter yang sedang menuju rumah sakit karena hendak mengobati salah satu dari keluarga anda. Namun karena terhalang maka dokter terlambat datang ke rumah sakit dan nyawa keluarga anda tidak dapat terselamatkan lagi.
  3. Atau mungkin salah satu dari mereka yang terjebak kemacetan adalah ayah atau ibu kalian yang sedang ditunggu kedatangannya oleh adik-adik kalian yang kelaparan di rumah.

Ya...masih banyak sekali kemungkinan-kemungkinan yang mesti menjadi perenungan bagi mereka yang gemar demonstrasi berarak-arakan di jalan raya.

Apakah tidak ada jalan lain yang lebih indah dari semua itu dalam menyuarakan hati rakyat kecil? Ataukah kalian hanya menjadikan rakyat kecil sebagai kedok kalian dalam mencari popularitas?

Dalam kehidupan kita ini jangan sampai kita mendholimi saudara kita yang lain, karena doa mereka yang terdholimi sangat didengar oleh Sang Maha Pencipta.

Wallahu a’lam

0 komentar: